banyak hal yang terasa menjengkelkan di minggu kemarin.
tidak ada kehangatan sinar matahari, tidak ada kicauan burung pipit dipagi hari
semua tampak kelabu dan membosankan
cukup membuatku menarik nafas dalam-dalam,
hingga sebuah kabar dari desa membangunkan tidur malasku, di awal hari di akhir pekan...
dengan penuh rasa ingin tahu, aku langsung berangkat ke tempat yang diceritakan keluarga ku.
****
sebuah tempat yang cukup terpencil, hanya jalan desa kecil yang menghubungkan daerah itu dengan peradaban.
aku menyusuri jalan yang berliku dan sedikit berbatuan, padang ilalang dan rumah-rumah penduduk desa yang sederhana.
semakin mendekati tempat tujuan, jalan semakin mengecil dan penuh batu, kebun sayur mulai menghiasi sepanjang kiri- kanan jalan yang aku lalui
beberapa petani tampak sedang menggarap kebunnya. sapi-sapi merumput di kebun sayur yang dibiarkan oleh pemiliknya.
udara berhembus sejuk, meniup daun-daun pohon alpukat, dan daun-daun tomat yang mulai mengering disekitarnya.
posisi ku berada paling atas daratan
sejauh aku memandang
yang terlihat hanya pegunungan menghijau menjulang tinggi dihadapan ku
dan kebun-kebun sayur tersebar memenuhi lembah
aku berputar
memperhatikan kaki-kaki gunung yang berdiri kokoh disekelilingku, dan ke arah sekumpulan rumah-rumah penduduk dikejauhan yang menyembul diantara pepohonan
aku tertegun..
kuambil sejumput tanah yang mulai mengering disela-sela polybag hitam
"inilah tanahku,
impianku,
masa depanku.."
"ok deal!" sahutku melalui telepon
lagu "land of plenty" mengalun lembut di telingaku
angin terus berhembus sejuk
menyejukan hatiku
di penghujung hari diakhir pekan
Oh, its so irresistible. I wish I were there to witness all those beauties.
ReplyDeletewhen I visited there again
ReplyDeleteI'll take a picture, hopefully my old camera could take a bit of the beauty of my land there
That would be great!
ReplyDelete